Thorikul Huda (November 2010)
Secara garis
besar proses pembuatan minyak kelapa dapat dilakukan dengan dengan
dua cara:
a. Pengolahan Minyak Kelapa Cara Basah
1)
Cara Basah Tradisional
Cara basah tradisional
ini sangat sederhana
dapat dilakukan dengan menggunakan peralatan yang biasa
terdapat pada dapur keluarga. Pada cara ini, mula-mula dilakukan ekstraksi
santan dari kelapa parut. Kemudian santan dipanaskan
untuk menguapkan air dan menggumpalkan bagian bukan minyak yang
disebut blondo. Blondo ini dipisahkan dari minyak. Terakhir, blondo diperas
untuk mengeluarkan sisa minyak.
2)
Cara Basah Fermentasi
Tahapan proses cara fermentasi (Ristek, 2001) adalah
sebagai berikut:
a)
Daging buah kelapa diparut. Hasil parutan (kelapa parut) dipres
sehingga mengeluarkan santan. Ampas ditambah dengan air (ampas : air = 1 : 0,2) kemudian dipres lagi. Proses ini diulangi
sampai 5 kali. Santan yang diperoleh
dari tiap kali pengepresan dicampur menjadi satu.
b)
Santan dimasukkan ke dalam wadah pemisah skim
selama 12 jam, akan terjadi
pemisahan skim pada bagian bawah dan krim pada bagian atas. Setelah
terjadi pemisahan, kran saluran pengeluaran dari wadah pemisah dibuka sehingga skim mengalir keluar dan
menyisakan krim. Kemudian krim ini
dikeluarkan dan ditampung pada wadah terpisah dari skim.
c)
Krim dicampur dengan ragi tapai (krim : ragi
tapai = 1 : 0,005, atau 0,05%). Selanjutnya, krim ini dibiarkan
selama 20-24 jam sehingga terjadi proses
fermentasi oleh mikroba yang terdapat pada ragi tapai.
d)
Krim
yang telah mengalami
fermentasi dipanaskan sampai
airnya menguap dan
proteinnya menggumpal. Gumpalan
protein ini disebut blondo.
Pemanasan ini biasanya berlangsung selama 15 menit.
e)
Blondo yang mengapung di atas minyak
dipisahkan kemudian dipres sehingga mengeluarkan minyak.
Minyak ini dicampurkan dengan minyak sebelumnya,
kemudian dipanaskan lagi selama 5 menit.
f)
Minyak yang diperoleh disaring dengan kain
kasa berlapis 4. Kemudian minyak diberi BHT (200 mg per kg
minyak).
g)
Minyak dikemas dengan kotak kaleng, botol
kaca atau botol plastik
3)
Cara Basah (Lava Process)
Cara basah lava process agak mirip dengan cara basah
fermentasi. Pada cara ini, santan diberi perlakuan sentrifugasi agar terjadi pemisahan skim
dari krim.
Pada proses sentrifugasi, santan diberi perlakuan sentrifugasi pada kecepatan
3000-3500 rpm. Sehingga terjadi pemisahan
fraksi kaya minyak (krim) dari fraksi miskin minyak (skim).
Selanjutnya krim diasamkan.
Selanjutnya
krim diasamkan dengan menambahkan asam asetat, sitrat, atau HCI sampai pH4. Setelah itu santan
dipanaskan dan diperlakukan seperti cara basah tradisional atau cara basah
fermentasi, kemudian diberi perlakuan sentrifugasi sekali lagi
untuk memisahkan minyak dari bagian bukan minyak. Skim santan diolah menjadi konsentrat
protein berupa butiran atau tepung.
4)
Cara Basah dengan Penggorengan
Proses
ekstraksi minyak kelapa dengan dengan cara penggorengan dapat dijelaskan
dengan langkah-langkah berikut:
a) Daging
kelapa segar dicuci bersih dan kemudian digiling atau diparut
dengan penggilingan atau parutan
b) Potongan-potongan daging
kelapa yang digiling,
kemudian dimasukkan dalam wadah penggorengan yang telah berisi minyak
goreng panas pada suhu 110oC -120oC selama
15-40 menit. Proses ini tergantung dari suhu dan rasio daging kelapa giling dan minyak kelapa
yang digunakan untuk menggoreng. Meningkatnya
suhu dalam wadah penggorengan akan menghasilkan
uap air dari penggorengan daging kelapa giling. Jika uap tersebut sudah tidak ada lagi berarti penggorengan
sudah selesai dan akan terlihat
bahwa daging kelapa
giling akan berubah
warnanya dari warna kekuning-kuningan
menjadi kecoklatan
c) Untuk mempercepat
pemisahan butiran kelapa panas dengan unsur minyak
dapat dilakukan dengan cara mengaduk-aduknya. Butiran yang sudah berpisah dari
minyak kemudian dikeluarkan
dari wadah penggorengan, sementara
minyak hasil penggorengan dibiarkan mengalir terpisah ke tempat penampungan
minyak.
d) Butiran-butiran kelapa
yang sudah dikeluarkan
tadi masih mengandung
banyak minyak. Oleh
karena itu butiran kelapa diperas menggunakan mesin press. Minyak
yang dihasilkan dari proses ini kemudian ditampung.
e) Minyak kelapa
dapat langsung dikemas
dalam jerigen untuk langsung dijual
b.
Pengolahan Minyak Kelapa Cara Kering
1)
Cara Pres
Cara
pres dilakukan terhadap daging buah kelapa kering (kopra). Proses ini memerlukan investasi yang cukup besar untuk
pembelian alat dan mesin. Uraian
ringkas cara pres ini adalah sebagai berikut:
a) Kopra
dicacah, kemudian dihaluskan menjadi serbuk kasar.
b) Serbuk kopra
dipanaskan, kemudian dipres
sehingga mengeluarkan minyak. Ampas yang
dihasilkan masih mengandung minyak. Ampas digiling sampai
halus, kemudian dipanaskan dan
dipres untuk mengeluarkan minyaknya.
c) Minyak
yang terkumpul diendapkan dan disaring.
d) Minyak
hasil penyaringan diberi perlakuan berikut:
(1) Penambahan senyawa
alkali (KOH atau
NaOH) untuk netralisasi (menghilangkan asam lemak bebas).
(2) Penambahan bahan penyerap (absorben) warna, biasanya menggunakan arang aktif dan atau bentonit
agar dihasilkan minyak yang jernih dan bening.
(3) Pengaliran
uap air panas ke dalam minyak untuk menguapkan dan menghilangkan
senyawa-senyawa yang menyebabkan bau yang tidak dikehendaki.
e) Minyak
yang telah bersih, jernih, dan tidak berbau dikemas di dalam kotak kaleng, botol plastik atau botol kaca
2)
Cara Ekstraksi Pelarut
Uraian ringkas
cara ekstraksi pelarut ini adalah sebagai berikut:
a) Kopra
dicacah, kemudian dihaluskan menjadi serbuk.
b)
Serbuk kopra ditempatkan pada ruang ekstraksi,
sedangkan pelarut pada ruang
penguapan. Kemudian pelarut dipanaskan sampai menguap. Uap pelarut akan naik ke ruang kondensasi. Kondensat (uap
pelarut yang mencair)
akan mengalir ke ruang ekstraksi dan melarutkan lemak serbuk kopra.
Jika ruang ekstraksi telah penuh dengan pelarut, pelarut yang mengandung
minyak akan mengalir (jatuh) dengan sendirinya menuju ruang
penguapan semula.
c)
Di ruang penguapan, pelarut yang mengandung
minyak akan menguap, sedangkan
minyak tetap berada di ruang penguapan. Proses ini berlangsung terus menerus sampai 3 jam.
d)
Pelarut yang mengandung minyak diuapkan. Uap
yang terkondensasi pada kondensat tidak dikembalikan lagi
ke ruang penguapan, tapi dialirkan ke tempat penampungan pelarut.
Pelarut ini dapat digunakan lagi untuk ekstraksi. penguapan ini dilakukan sampai diperkirakan tidak ada lagi
residu
pelarut pada minyak.
e)
Selanjutnya, minyak dapat diberi perlakuan
netralisasi, pemutihan dan penghilangan
bau.
Efek Samping Negatif Minyak Kelapa
Banyak orang khawatir kandungan asam
lemak dalam minyak kelapa memiliki efek negatif pada kesehatan. Faktanya, minyak
kelapa memiliki banyak manfaat kesehatan selama belum mengalami proses
hidrogenasi. Proses hidrogenasi akan menghasilkan lemak trans yang berbahaya.
a.
Karena sifat antivirus, antibakteri dan antioksidan,
diare mungkin terjadi karena minyak kelapa membunuh sebagian bakteri dan virus
dalam tubuh, khususnya pada saluran pencernaan. Efek samping negatif ini dapat
dikurangi dengan mengkonsumsi minyak kelapa dalam dosis kecil terlebih dahulu. Saat
tubuh sudah bisa menyesuaikan, dosis dapat ditambah secara bertahap.
b.
Dalam beberapa kasus, sebagian orang mungkin mengalami
reaksi alergi setelah mengkonsumsi minyak kelapa.
Selain dua hal diatas, tidak ada efek samping negatif minyak
kelapa telah dilaporkanilaporkan